Sejarah
Nama kabupaten ini diambil dari manuskrip yang terdapat pada prasasti Padang Roco[2], di mana pada prasasti itu disebutkanDharmasraya sebagai ibukota dari kerajaanMelayu waktu itu. Kerajaan ini muncul setelah kejatuhan kerajaan Sriwijaya di abad 13-14, dimana daerah kekuasaan kerajaan ini merupakan wilayah kekuasaan kerajaan Sriwijaya sebelumnya, yaitu mulai dariSemenanjung Malaya hingga Sumatera. Hal ini dapat dibuktikan dari Prasasti Grahi diChaiya, selatan Thailand serta catatan dalam naskah Cina yang berjudul Zhufan Zhi (諸蕃志) karya Zhao Rugua tahun 1225[3].
Dan kemudian kerajaan ini menjalin hubungan dengan Kerajaan Singhasari, sebagaimana yang terpahat pada Prasasti Padang Roco[4][5]. Selain itu nama Dharmasraya juga disebutkan dalam catatan sejarah kerajaanMajapahit, Nagarakretagama[6] sebagai salah satu daerah vasal. Kabupaten Dharmasraya ini merupakan salah satu dari 3 kabupaten baru hasil pemekaran kabupaten Sawahlunto/Sijunjung sebelumnya, yang dibentuk berdasarkan Undang-undang nomor 38 tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Dharmasraya, kabupaten Solok Selatan dankabupaten Pasaman Barat di provinsi Sumatera Barat, dan diresmikan pada tanggal 7 Januari 2004.
Geografis
Secara geografi Kabupaten Dharmasraya berada di ujung tenggara Provinsi Sumatera Barat, dengan topografi daerah bervariasi antara berbukit, bergelombang, dan datar dengan variasi ketinggian dari 100 m - 1.500 m di atas permukaan laut. Sebagian besar jenis tanah di Kabupaten Dharmasraya berjenis Podzolik Merah Kuning (PMK), dengan penggunaan lahan yang didominasi untuk peruntukan hutan hujan tropik seluas 133.186 Ha (44,98 %) dan lahan perkebunan seluas 118.803 Ha (40,12 %) sedangkan untuk penggunaan lain sebesar (14.90 %). Suhu udara di kabupaten ini berkisar antara 21 °C – 33 °C dengan rata-rata hari hujan 14.35 hari per bulan dan rata-rata curah hujan 265,36 mm per bulan[7].
Sumber Berita : http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Dharmasraya